SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memastikan kesiapan pengelolaan parkir dan pengaturan lalu lintas di kawasan wisata serta pusat keramaian menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Langkah ini dilakukan untuk menjamin kelancaran, keamanan, dan kenyamanan aktivitas masyarakat maupun wisatawan.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menegaskan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang telah diinstruksikan melakukan pengawasan dan pengendalian secara terpadu di lapangan. Koordinasi dilakukan bersama kepolisian, terutama Polsek setempat dan Satlantas Polrestabes Semarang.
“Arahan kami jelas, Dishub harus aktif melakukan pengawasan dan pengendalian dengan berkoordinasi bersama seluruh stakeholder terkait,” ujar Agustina, Rabu (24/12).
Menurutnya, langkah tersebut penting untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan yang biasanya terjadi selama libur panjang Nataru. Selain pengawasan langsung, Dishub juga menyiapkan rambu portabel sebagai penunjuk lokasi parkir serta mendirikan posko terpadu pelayanan parkir di kawasan wisata dan pusat keramaian.
Sejumlah lokasi prioritas penataan parkir dan rekayasa lalu lintas telah ditetapkan, di antaranya kawasan Jalan Pandanaran, Lawang Sewu, Sam Poo Kong, Kota Lama, Goa Kreo, kawasan kuliner Simpang Lima pada malam hari, serta Taman Indonesia Kaya.
Di titik-titik tersebut, Pemkot Semarang mengoptimalkan pemanfaatan parkir, baik parkir tepi jalan umum maupun kerja sama dengan pengelola parkir off street. Sejumlah kantong parkir alternatif juga disiapkan, mulai dari area ruko Jalan Pandanaran, Museum Mandala Bhakti, Gedung Dinas Kesehatan Kota Semarang, Metro Point dan DMZ Kota Lama, Jalan Sendowo, basement Pasar Bulu, hingga halaman Balai Kota.
Untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas, Pemkot Semarang menyiapkan rekayasa lalu lintas secara situasional bersama kepolisian. Informasi kepada pengguna jalan akan disampaikan melalui pengeras suara di simpang jalan serta optimalisasi pengaturan lalu lintas berbasis ATCS.
Petugas derek Dishub juga disiagakan untuk melakukan patroli situasional di pusat-pusat keramaian dan kawasan wisata. Selain itu, Pemkot Semarang menggandeng pihak swasta dalam penyediaan kantong parkir alternatif, seperti di eks Gama Plaza Simpang Lima, Museum Mandala Bhakti Tugu Muda, Metro Point dan DMZ Kota Lama, serta kawasan Pekunden dan Batan.
Agustina menegaskan, koordinasi lintas instansi menjadi kunci dalam pengamanan Nataru. Dishub bersama Polrestabes, Dinas Kesehatan, DPU, Disperkim, dan Satpol PP telah melakukan forum diskusi dan koordinasi guna memastikan kelancaran lalu lintas.
Sebagai bagian dari upaya keselamatan, ramp check dilakukan terhadap armada angkutan umum dan wisata di sejumlah terminal serta pool bus. Pemeriksaan kesehatan pengemudi dan kru armada juga dilakukan untuk memastikan kesiapan layanan transportasi.
Terkait penertiban parkir liar, Pemkot Semarang mengedepankan pendekatan persuasif yang dibarengi penegakan aturan. Jika diperlukan, penertiban akan dilakukan bersama tim terpadu yang melibatkan kepolisian, TNI, dan Satpol PP.
Selama Nataru, tidak ada perubahan kebijakan terkait jam operasional maupun tarif parkir. Namun, penerapan sistem parkir elektronik tetap dijalankan untuk mendukung transparansi pengelolaan parkir.
“Kami berharap dukungan semua pihak agar keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas selama libur Nataru dapat terwujud,” pungkas Agustina.
